Mbak Ita mengingatkan kepada jajarannya untuk bersikap humble atau ramah dalam memberikan pencerahan kepada para pedagang. Ia juga menyinggung perihal pentingnya kolaborasi dalam mengatasi hal ini.
“Ini tugas bersama-sama lah, semua harus di tata, tetapi dengan cara humanis dalam memberikan pencerahan kepada para pedagang. Ya, memang perlu kolaborasi dengan pemerintah, masyarakat, orang pasar, DPRD. Sehingga bisa menjadi pasar-pasar tradisional yang bagus,” tandasnya.
Lebih lanjut, ia mengajak para pedagang pasar tradisional untuk bisa berembug maupun memberi masukan kepada pemerintah jika terdapat masalah. Berharap pasar tradisional bisa memberi kesejahteraan kepada para pedagang.
“Kalau ada masalah-masalah, monggo kita bisa rembugan, bisa saling memberi masukan. Sehingga nantinya bisa menjadi pasar-pasar yang hebat dan menjadi pasar-pasar yang bisa memberikan kesejahteraan bagi para pedagangnya,” pungkasnya.
Kucurkan anggaran percantik pasar tradisional Semarang
Sementara itu, Plt Kadisdag Kota Semarang, Fajar Purwoto mengakui jika beberapa pasar tradisional Kota Semarang kurang bagus sehingga akan ada perbaikan.
“Terutama pasar yang ada di pinggir jalan akan kami perbaiki, seperti pasar Karangayu, pasar Peterongan. Yang sudah bagus itu pasar Banyumanik, namun akan kami lakukan penyegelan karena kosong dan tidak di tempati. Kami akan kucurkan anggaran untuk perbaikan,” ujar Fajar.
Ia menyebut, setidaknya anggaran Rp 500juta akan Pemkot kucurkan untuk perbaikan pasar-pasar tradisional di Kota Semarang.
“Ada 52 pasar di Semarang, dan akan kami pilah. Contoh pasar Karangayu, pasar Pedurungan dan pasar Peterongan akan kami perbaiki karena sering di sorot anggota Dewan. Namun pasar lain juga akan kami lakukan perbaikan, seperti pasar Ngaliyan, pasar Mijen, dan sebagainya, ” Imbuhnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah