Setelah Joko, giliran Muhammad Ghofur Mubarok melangkah ke depan. Gerak tangan dan ekspresi wajahnya menerjemahkan perjalanan satu tahun bekerja sebagai crew store Alfamart Yos Sudarso Rembang.
“Saya nyaman bekerja di Alfamart. Teman-teman mendukung dan membantu dengan cara yang bisa saya pahami,” ujar Ghofur. Cara ia menyampaikan cerita tampak tenang, seperti seseorang yang sudah menemukan tempat untuk berkembang.
Cerita kedua alumni ini mengubah suasana aula. Yang tadinya hening, perlahan menjadi lebih hidup. Para siswa mulai mengangkat tangan untuk bertanya, seolah mereka kini melihat peluang baru yang sebelumnya terasa jauh.
Program Alfability yang menaungi Joko dan Ghofur sudah berjalan hampir satu dekade. Hingga Oktober 2025, Alfamart mencatat 1.129 penyandang disabilitas bekerja di berbagai lini, mulai dari gerai, pusat distribusi, hingga kantor. Di Cabang Rembang sendiri, terdapat 21 karyawan Alfability yang berkarier aktif.
Keberagaman disabilitas memberi ruang mencakup tunanetra, tunarungu, tunadaksa, tunagrahita, hingga tunaruwa.
Program ini menunjukkan bagaimana perusahaan mampu menciptakan lingkungan kerja inklusif dan menghargai potensi setiap karyawan.
Di SLB Lasem, Alfamart tidak hanya menghadirkan kisah inspiratif, tetapi juga membagikan puluhan goodie bag berisi biskuit, susu, dan produk lainnya.
Sore itu, para siswa tidak hanya pulang dengan hadiah, tetapi juga dengan harapan baru bahwa perjalanan hidup mereka mungkin saja bisa seperti Joko dan Ghofur. (*)
Editor : Elly Amaliyah













