Sementara passing & control, dimainkan oleh tiga siswi yang mengitari model lintasan segitiga sembari mengontrol dan mengoper bola ke rekan setimnya.
Penilaian dilakukan dengan mencatat waktu kumulatif selama lima putaran. Di kategori ini, para siswi ditantang untuk memahami keadaan, melatih feeling, serta melatih penguasaan bola.
Sedangkan dribbling, masing-masing tim terdiri dari tiga orang. Setiap peserta harus memutari kerucut berpola segitiga secara zig-zag dalam waktu yang cepat.
Dribbling merupakan teknik dasar yang paling penting dan menjadi kunci dalam bermain sepak bola. Tujuannya, agar memiliki reaksi yang cepat dan penguasaan bola.
Selanjutnya, shoot on target meningkatkan akurasi para siswi dalam mengarahkan tendangan. Satu tim terdiri dari tiga siswi yang masing-masing memiliki tiga kesempatan untuk mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya dengan cara menendang bola menuju lubang target yang memiliki poin berbeda.
Semakin tinggi poin, semakin sulit pula kesempatan untuk mengarahkan bola ke target tersebut.
Sama halnya dengan penalty shoot untuk membiasakan peserta mengarahkan bola ke gawang yang dapat menciptakan poin dalam pertandingan sesungguhnya.
Di samping itu juga bertujuan untuk melatih ketenangan dan mental baik bagi penendang maupun kiper. Penentuan pemenangnya yakni dengan poin terbanyak di antara dua tim yang berlomba.
BACA JUGA: MilkLife Soccer Challenge 2023 Batch 3 Kembali Bergulir, Libatkan Pesepak Bola Putra
Pemenang Skill Challenge
Salah satu pemenang Skill Challenge dari KU 10 ialah SDN Wonotingal. Mereka berhasil membawa pulang dua piala juara kategori passing & control dan 1 on 1.
Bagi kapten tim sekolah tersebut, Callistha Lintang Ocktaviane, adu ketangkasan ini menjadi kesempatan untuk mengasah kemampuan dan kerja sama tim.
Menjadi pengalaman pertama, ia bangga persiapan latihan rutin bersama rekan setim membuahkan hasil.
“Aku seneng banget ikut MilkLife Soccer Challenge, apalagi apalagi menang dua kategori Skill Challenge. Kita satu tim sudah berlatih sungguh-sungguh, tambah dukungan dari orang tua dan teman-teman membuat kita tambah semangat. Aku paling suka 1 on 1 karena kita bisa sekaligus latihan untuk bertanding di lapangan,” ungkap siswi kelas IV itu.
Sementara pada KU 12, MIN 1 Kendal menjadi juara Skill Challenge kategori penalty shoot. Salah satu pemain, Naraya Ayu Fadra mengaku senang bisa bermain terlibat di turnamen ini. Sebab, ia bisa unlock skill baru di bidang olahraga.
Raya, sapaan akrabnya, merupakan atlet angkat besi kelas 45 kg dari Papsi Kendal. Dia mulai berlatih teknik dasar sepak bola sejak beberapa bulan lalu demi mempersiapkan diri untuk #BeraniCetakGol sebelum turnamen berlangsung.
Ketertarikannya pada dunia sepak bola timbul lantaran rasa ingin belajar sesuatu hal yang baru sebagai tim.
“Sepak bola itu ternyata asyik karena bermain secara tim. Kalau angkat besi kan bertandingnya sendiri. Jadi aku bisa belajar kerja sama tim, kekompakan, strategi, saling mendukung satu sama lain saat bertanding. Apalagi kalau nendang bola dan bisa gol itu rasanya senang sekali,” ucap siswi kelas 6 itu. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi