SEMARANG, beritajateng.tv – Pernikahan adat Jawa, dengan segala keindahan tradisi dan nilai-nilai budayanya, masih tetap memikat anak muda di tengah perkembangan zaman yang modern.
Meski terdapat banyak pilihan gaya perkawinan yang bersifat internasional, permintaan pernikahan adat Jawa pun tetap eksis.
Salah satu wedding organizer yang memang fokus di perkawinan tradisional, Tiara Traditional Wedding Organizer, mengakui permintaan pelaksanaan pernikahan adat Jawa masih tinggi, khususnya di Kota Semarang.
BACA JUGA: Intimate Wedding, Pesta Pernikahan dengan Undangan Terbatas yang Tetap Ngetren Usai Pandemi
“Justru sebenarnya untuk tradisional Jawa itu ada beberapa hal yang sakral, banyak muatan doa di situ. Contohnya adat siraman, siraman tidak hanya sekadar siraman tapi beberapa rangkaian sebelumnya juga banyak hal yang filosofinya bagus,” jelas Arief Kurniawan, manajer Tiara Traditional WO kepada beritajateng.tv pada acara Diah Kharisma Ramadan Wedding Bazzar, Minggu (9/4/2023).
Berbicara mengenai hal tersebut, Arief menuturkan bahwa seremonial adat Jawa memiliki nilai tinggi pada doa-doa dan harapan-harapan yang mulia dalam setiap rangkaiannya. Menurutnya, setiap prosesi adat memiliki maknanya tersendiri.
“Seperti pemasangan tetuwuhan atau gerbang pohon pisang di gerbang rumah. Tetuwuhan itu punya makna bahwa akan tumbuh benih-benih yang baik dan berakhlak mulia. Kemudian tetuwuhan terdapat padi ibaratnya kan padi tumbuh itu merunduk, doanya pasangan itu akan selalu rendah hati dan penuh kesabaran dalam menyikapi hidup,” jelas Arief.
Pernikahan Adat Jawa Pertahankan Warisan Budaya Leluhur Kuno
Selain sebagai ungkapan doa dan harapan, perkawinan adat Jawa jelas sebagai salah satu bentuk mempertahankan warisan budaya leluhur. Oleh karena itu, seringkali pernikahan gaya tradisional tersebut masih orang-orang cap sebagai prosesi kuno.
