”Istilahnya semua mengeluarkan uneg-unegnya. Ketika melawan Jabar bisa bermain lepas. Kunci keberhasilan ini adalah kebersamaan. Dari empat tim semifinalis, kami bisa dikatakan paling underdog. Itu justru menjadi motivasi kami untuk memberi yang terbaik. Saya tidak banyak memberi arahan, pemain bermain lepas. Hanya saja, saya sempat marah menit-menit akhir kuarter keempat. Seharusnya, kami sudah bisa menang tanpa overtime jika tidak membuat kesalahan fatal (unsportman fouls),” jelasnya.
Ritme Permainan Sengit
Mengawali laga, kedua tim langsung bermain dalam tempo tinggi. Pada kuarter pertama, Jabar melakukan tekanan pada Jateng langsung di paint area. Jateng sempat kesulitan keluar dari tekanan lawan. Kuarter pembuka menjadi milik putri Jabar dengan 24-19.
Pada kuarter kedua, tempo permainan masih tinggi. Ketatnya pertahanan kedua tim mengakibatkan sama-sama mengemas sembilan poin.
Jabar masih unggul 33-28 pada paruh pertama. Memasuki paruh kedua, putri Jateng mulai menemukan ritme permainan. Tim asuhan Denny Sartika berhasil memperkecil skor dengan 45-46.
Jateng sempat membalikkan keadaan pada kuarter keempat dengan unggul 56-53. Namun, tembakan tiga angka dari Jabar menyamakan kedudukan 56-56 dan kuarter keempat berakhir 58-58, laga berlanjut babak overtime.
Pada babak tersebut, Jateng unggul 64-60 dan berhak atas medali perunggu. Pada event PON XXI Aceh-Sumut 2024 ini, Jateng berhak bangga dengan prestasi yang diraih. (*).
Editor: Andi Naga Wulan.