Berkiblat pada Korea, kata Pipit, warna ungu malah bernilai mewah dan mahal. Sebab, warna ungu di negeri gingseng merupakan warna kekaisaran yang hanya dipakai oleh raja dan permaisuri.
Sementara di Inggris, warna ungu juga memiliki kesan mewah. Pasalya, warna ungu dipakai oleh para bangsawan, misalnya Ratu Elisabeth.
“Kita sendiri sering [kena] karena stigma warna janda. Cuma seiring perkembangan zaman, ternyata stigma bahwa ungu [itu] janda mulai berubah, enggak selamanya jelek. Sekarang interior rumah, outfit, perabotan udah banyak orang yang suka,” kata Pipit.
BACA JUGA: Fesyen Lebaran 2024, Gamis dan Atasan Long Dress Masih Diminati, Warna Biru Prabowo Jadi Tren
Perkembangan warna ungu memang amat sangat terasa. Beberapa tahun lalu, misalnya. Saking jarang menemui barang berwarna ungu, anggota PLC Semarang sering kali mewarnai sendiri barang-barangnya menggunakan cat air.
Namun, saat ini mulai banyak jenama yang mengeluarkan varian berwarna ungu. Hal tersebut tentu menjadi surga tersendiri bagi para pecinta warna ungu.
“Kalau belanja, yang kita cari dulu bukan apa-apanya, tapi yang penting warna ungu. Bagi kami [ungu adalah] warna yang bisa bikin semangat, warna adem, dan elegan,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi