Menurut catatannya, ada sebanyak 9 SMA, 12 SMK, dan 1 SLB yang sempat terendam banjir dari 6 Februari hingga 8 Februari lalu. Adapun SMA/SMK/SLB itu termasuk sekolah negeri maupun swasta.
“Alhamdulillah sudah surut semua. Sedang kita lacak sekolah-sekolah yang terdampak kondisinya seperti apa, Selama banjir [pembelajaran lewat] sekolah daring. Sekarang sudah berjalan normal,” ujar Kustri.
Pihaknya menerapkan satuan pendidikan aman bencana untuk meminimalisir kerusakan, seperti meletakkan laboratorium komputer di lantai dua dan berbagai hal lannya.
Ia bersama dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Uswatun Hasanah, mulai memberikan bantuan bagi sekolah terdampak. Bantuan itu tersalur untuk SMA Godong, SMA Toroh, dan SMA Purwodadi.
Lebih lanjut, bantuan itu juga tersalurkan untuk peserta didik secara pribadi, mengingat alat sekolahnya hanyut dan rusak terendam banjir.
“Banjir juga melanda anak-anak yang sekolah. Buku dan ATK (Alat Tulis Kantor) terendam. Tadi kami serahkan bantuan 50 tas dan ATK, sekolah lainnya akan menyusul. Selain itu juga bantuan dana untuk sekolah terdampak banjir, seperti di Purwodadi terdapat 6 ruang kelas dan Mushola juga kena di SMA Godong, pagarnya rusak,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi