SEMARANG, beritajateng.tv – Sebagian orang kerap menganggap barang-barang peninggalan zaman dulu sebatas properti usang yang sudah tak bernilai. Namun, tidak bagi para pedagang barang antik di Kota Lama, Semarang.
Saat menyusuri lapak barang antik yang tak jauh dari Gereja Blenduk, Kota Lama Semarang, beritajateng.tv mendapati gedung yang berisi lapak barang antik.
Bernama ‘Asem Kawak’, berbagai macam barang antik, mulai dari keramik asal Tiongkok dan Eropa, piring-piring tua, hingga kamera analog terjejer rapi siap para pengunjung pilih.
Lapak ‘Antik 28’ salah satunya. Menjual berbagai jenis keramik lawas asal luar negeri, Bachrul Idhom menuturkan, kian hari semakin banyak yang mengunjungi sentra lapak barang antik tersebut.
BACA JUGA: Hadirkan Atmosfer Masa Lalu ke Kota Lama Semarang, Ini Ragam Barang Jualan di Pasar Klitikan
“Kalau barang antik itu usianya 100 tahun lebih. Barang jadul itu minimal 10 tahun. Kalau barang seni itu, ya, kayak ini becak-becakan ada, lukisan ada. Ga semuanya bisa disebut barang antik. Kita jualnya barang antik, jadul, dan seni, jadi istilahnya kita sebut klitikan lah,” tutur Bachrul.
Sebagian pengunjung mungkin bertanya-tanya bagaimana para penjual dapat memperoleh barang-barang lawas tersebut. Salah satu barang yang jadi sorotan kami yakni surat suara Pemilu tahun 60-an silam. Bachrul menuturkan, beberapa barang dari rongsokan rumah tangga, harga jualnya bisa tinggi.
“Kadang kan dia (penjual) dapet borongan rumah tangga atau rongsok rumah tangga. Itu bisa dijual lagi. Rongsok rumah tangga itu kalau misal dibeli 5 juta sekaligus, itu kan ada barang-barang tertentu, yang namanya pedagang pasti terpikir, ‘oh bisa dijual lagi’, nanti disendirikan terus bisa dijual lagi,” terangnya.
Omzet penjualan barang antik di Kota Lama Semarang
Berjualan sejak tahun 2009, Bachrul menyebut omzet yang bisa ia peroleh setiap bulannya mencapai Rp 6 juta rupiah. Namun, beberapa kali ia pernah menjual barang antik dan langka dengan harga yang cukup fantastis.