SEMARANG, beritajateng.tv – Semangat menjaga toleransi antarumat lintas agama kembali ditegaskan dalam Koordinasi Daerah Penguatan Kerukunan Antarumat Beragama yang berlangsung di GKB III Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) pada Kamis, 27 November 2025.
Acara ini dihadiri Deputi Bidang Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa Kemenko PMK, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah, serta jajaran civitas akademika Unimus.
Rektor Unimus, Prof. Masrukhi, menegaskan bahwa lingkungan kampus harus menjadi ruang aman bagi seluruh mahasiswa, tanpa praktik perundungan atau penghinaan terkait keyakinan.
BACA JUGA: Targetkan Kampus Go Internasional, Unimus Sambut 33 Mahasiswa Asing dari 8 Negara
“Sesuai dengan roh kampus yakni menggemberikan, kampus memajukan, kampus memuliakan. Siapa pun mahasiswa tidak ada bullying,” tegas Prof. Masrukhi dalam sambutan.
Ia menjelaskan bahwa Unimus menanamkan nilai saling mengasihi dan menyayangi satu sama lain, dengan pendekatan bahwa mahasiswa adalah keluarga.
“Jangankan antarmahasiswa, dosen kepada mahasiswa pun tidak boleh [bullying]. Dosen kepada mahasiswa prinsipnya harus memuliakan, kalau terbiasa saling menghormati, menghargai orang lain, saya kira tidak akan terjadi diskriminasi, bullying, dan sesamanya,” tambahnya.
Unimus kampus inklusif bagi semua agama
Prof. Masrukhi juga menekankan bahwa Unimus merupakan kampus inklusif yang terbuka bagi semua agama. Ia menyebut banyak mahasiswa di Unimus, khususnya di program studi kesehatan, terdiri dari beragam latar belakang kepercayaan, mulai dari Islam, Kristen, Katolik, Hindu hingga Buddha.













