BANJARNEGARA, beritajateng.tv — Pertandingan final turnamen sepakbola antarkampung (tarkam) Indonesia Stars Championship 2025 di Desa Kayuares, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara, berakhir ricuh. Kericuhan ini menyebabkan empat orang terluka, termasuk tiga petugas polisi dan satu warga sipil.
Insiden terjadi pada Minggu, 6 Juli 2025, saat laga final mempertemukan tim Potato Reborn melawan GRKP FC di Lapangan Kayuares. Pertandingan berlangsung sengit hingga akhirnya penonton mulai memadati sisi lapangan dan memasuki area pertandingan sebelum laga berakhir.
Situasi semakin memanas ketika sejumlah penonton melempari aparat keamanan menggunakan batu dan potongan bambu. Video kekacauan tersebut viral di media sosial setelah diunggah oleh akun Instagram @infoseputarbanjarnegara, memperlihatkan suasana lapangan yang sudah tak terkendali dan aparat yang kewalahan menghalau massa.
“Dari tragedi Kanjuruhan, sepakbola kita tidak pernah belajar,” tulis akun itu dalam keterangan videonya.
BACA JUGA: Pertandingan Panas di Kapolres Cup 2025, Tim Tunjungan Taklukkan Bogorejo
Saat dikonfirmasi, Kabag Ops Polres Banjarnegara Kompol Priyo Jatmiko membenarkan terjadinya kericuhan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa total empat orang mengalami luka-luka, sebagian besar di bagian kepala akibat lemparan benda keras.
“Benar terjadi kerusuhan saat laga final kemarin. Tiga polisi dan satu warga terluka, rata-rata luka lecet di pipi, kening, dan dagu karena terkena lemparan batu dan potongan bambu,” ujar Priyo.
Menurut Priyo, kericuhan terpicu kekecewaan penonton terhadap keputusan wasit. Meskipun pertandingan belum selesai, massa yang tidak puas langsung memasuki lapangan dan memicu kekacauan. Pertandingan akhirnya dimenangkan oleh GRKP FC dengan skor 2-0 atas Potato Reborn.
Pihak kepolisian sebelumnya telah menerjunkan 500 personel gabungan TNI/Polri untuk mengamankan jalannya pertandingan. Priyo menyatakan bahwa aparat sudah menjalankan tugas sesuai dengan prosedur pengamanan yang berlaku.
“Pengamanan sudah sesuai SOP. Namun, penonton tetap merangsek masuk ke lapangan karena emosi melihat keputusan wasit,” imbuhnya.