Ronny menilai dana tersebut lebih tepat untuk kebutuhan mendesak yang menyentuh masyarakat secara langsung.
Prioritaskan Penanganan Rob Banjir
“Kami mendesak dewan untuk mengoreksi anggaran ini. Masih banyak program prioritas seperti penanganan rob dan banjir yang membutuhkan anggaran besar,” katanya.
Ia menilai penanganan rob di Semarang hingga kini belum berjalan maksimal. Pemerintah kota masih bergantung pada Kementerian PUPR, sementara beberapa fasilitas seperti rumah pompa milik Pemkot sudah tidak lagi memadai.
Menurut Ronny, kapasitas pompanya masih kecil dan masih menggunakan bahan bakar solar yang lebih boros dibandingkan listrik.
“Anggaran ini akan lebih tepat untuk meningkatkan kapasitas rumah pompa yang sudah tua dan ganti dengan pompa bertenaga listrik yang lebih efisien,” jelasnya.
Selain anggaran pakaian dinas, KP2KKN juga mempertanyakan rencana pengadaan kendaraan dinas baru untuk tahun 2026.
Ronny mengingatkan bahwa pada 2025 Pemkot Semarang sudah menambah sejumlah kendaraan, mulai dari double cabin hingga Innova Zenix dan Alphard.
“Kalau tahun ini sudah ada pengadaan, mengapa tahun 2026 masih di rencanakan lagi? Apa urgensinya? Jangan sampai anggaran terpakai untuk hal-hal yang tidak penting,” tegasnya.
Menurutnya, Pemkot Semarang seharusnya mengalokasikan anggaran pada sektor yang benar-benar dibutuhkan masyarakat, terutama infrastruktur pencegahan banjir yang menjadi persoalan utama kota dalam beberapa tahun terakhir.
Ronny berharap pemerintah kota dan DPRD dapat meninjau kembali seluruh pos anggaran yang dinilai tidak relevan agar penggunaan APBD benar-benar berorientasi pada kebutuhan publik. (*)







