“Semangat inovasi, penguatan potensi alam, budaya, dan ekonomi kreatif menjadi fondasi pembangunan Blora ke depan,” katanya.
Ia juga mengajak seluruh generasi, dari ASN, tokoh masyarakat hingga pelajar, untuk menjadikan jamasan sebagai pengingat pentingnya menghormati pendahulu dan memperkuat gotong royong.
BACA JUGA: HIV Blora 2025: Angka Kasus Turun, Namun Tantangan Besar Ada pada Kelompok Usia Produktif
Prosesi jamasan itu menggunakan berbagai perlengkapan khusus, antara lain: Bunga setaman (mawar merah, melati, kanthil, mawar putih, kenanga); minyak pewangi berbahan melati atau cendana; jeruk nipis atau belimbing wuluh; menyan atau dupa; dan kelapa, kain mori, tikar, dan sikat gigi baru.
Salah satu bahan penting dalam jamasan yakni warangan, sejenis bahan kimia untuk membersihkan besi pusaka dan mempertegas pamor pada bilah keris atau tombak. Setelah terjamas dan terpoles, guratan pamor keris akan terlihat lebih jelas.
Hari Jadi Kabupaten Blora diperingati setiap 11 Desember. Malam nanti pukul 00.00 WIB, Pemerintah Kabupaten Blora juga akan menggelar Kirab Pusaka atau Temu Gelang, yang rencananya diikuti Bupati, Wakil Bupati, pimpinan DPRD, Forkopimda, Sekda, OPD, camat, hingga lurah se-Kecamatan Blora. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













