Sayyid Sabiq yang tertulis dalam Fiqih Sunnah menyebutkan bahwa Imam Ahmad memperbolehkan pelaksanaan puasa Syawal secara berurut-turut atau tidak.
Sehingga, umat muslim boleh melaksanakan puasa Syawal kapan pun selama masih bulan Syawal.
3. Pelengkap bulan Ramadhan
Puasa Syawal dapat menjadi pelengkap dan penyempurna pahala yang dikumpulkan selama bulan Ramadan. Terlebih, bagi umat Muslim yang sebulan penuh berpuasa, puasa Syawal dapat menjadi bentuk syukur atas nikmat berhasil menuntaskan bulan Ramadan dengan baik.
BACA JUGA: Keutamaan Amalan Bulan Syawal, Lebih Dulu Puasa Syawal atau Pengganti?
4. Tanda diterimanya puasa Ramadhan
Selain sebagai pelengkap, puasa Syawal juga bisa menandakan bahwa puasa Ramadan umat muslim telah Allah SWT terima. Sebab, salah satu ciri-ciri diterimanya amal ibadah adalah konsistensi melakukan ibadah yang lain setelah ibadah pertama selesai.
5. Awal dari konsistensi beribadah
Datangnya bulan Syawal tentu menjadi penegas bahwa bulan Ramadan telah usai. Namun, dengan berakhirnya bulan Ramadan bukan berarti ibadah-ibadah di dalamnya ikut terputus.
Puasa sunah selama bukan Syawal dapat menjadi awal dari konsistensi ibadah selama bulan Ramadan. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi