“Ketika hanya dua paslon ini berbeda dengan yang ada lima paslon. Karena [para pendukung] mereka [di daerah dengan 2 paslon] akan terkotak-kotak,” jelasnya.
Partisipasi pemilih Pilkada mesti lebih tinggi ketimbang Pilpres
Dalam kesempatan itu pula Nana menyinggung partisipasi masyarakat yang harus tinggi dalam Pilkada, seperti pada Pilpres 2024 lalu.
Menurut keterangannya, partisipasi masyarakat menjadi satu dari empat poin indikator suksesnya Pilkada.
“Tahun kemarin ketika Pilpres, kita narget 80 persen [pemilih]. Alhamdullilah karena antusiasme kami dan penyelenggara cukup tinggi, pelaksanaan bisa 82,6 persen,” klaimnya.
Dalam hematnya, Pilpres pada Februari 2024 lalu di Jawa Tengah beriklim kondusif. Yang mana, kata Nana, ia ingin hal itu juga berlaku dalam Pilkada serentak pada November 2024 mendatang.
BACA JUGA: Video Viral Ratusan Kades di Pati Deklarasi Dukung Sudewo dan Ahmad Luthfi di Pilkada
“Indikator selanjutnya adalah roda pemerintahan tidak terganggu. Berjalan sebagaimana layaknya, pelayanan harus berjalan baik,” sambung Nana.
Lebih lanjut, Nana pun mengaku akan berkoordinasi dengan partai politik (parpol) di Jawa Tengah. Utamanya, dalam hal menertibkan partisipannya pada saat kampanye Pilkada 2024 nanti.
“Kami yakin dan koordinasi dengan parpol. Pada saatnya kami akan melakukan pendekatan pada paslon, agar mereka mampu mengendalikan partisipannya,” tandas Nana. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi