Penyebabnya, selain curah hujan yang memang sangat tinggi, saat itu sedimentasi sungai Kedungringis juga cukup parah. Sehingga sungai tidak optimal dalam menampung debit air.
Karena lonjakan debit air cukup signifikan dan kemampuan sungai tidak mampu lagi menampung air, akhirnya meluap menyapu pemukiman Dusun Kumpulrejo.
Untuk kondisi saat ini, masih jelas Tri Gunawan, sedimentasi sungai Kedungringis, mulai dari kawasan hulu hingga hilir sudah sangat mengkhawatirkan lagi.
Saat hujan deras, permukaan air sungai sudah nyaris rata dengan ketinggian tanggul. Selain pemukiman di sisi kanan dan kiri tanggul juga hamparan lahan persawahan yang sangat luas.
Sehingga wajar jika warga mulai mengkhawatirkan, terlebih mereka yang ada di lingkungan Dusun Kumpulrejo dan Dusun Kintelan Lor.
“Bagaimana pun, warga juga masih trauma dengan peristiwa banjir bandang tahun 2020 lalu. Saat tempat tinggalnya kena terjangan air luapan sungai,” tambahnya.
BACA JUGA: Tambah Nuansa Heritage, Mobil Antik Mejeng di Fort Willem I Ambarawa, Ada Bekas Presiden Soekarno!
Oleh karena itu, ia juga mengharapkan segera ada penanganan dari pihak terkait, yakni Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana selaku pemangu kepentingan.
Terlebih saat ini belum masuk puncak musim penghujan. “Namun setiap hujan deras turun air sungai Kedungringis sudah mengkhawatirkan dan warga mulai was-was,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila













