Namun demikian, ia sempat mengalami kendala pada asap pembakaran sate. Awalnya, ia menggunakan arang namun karena memerlukan waktu yang lama dan asap yang berlebihan, Sintya akhirnya memutuskan untuk menggunakan pembakaran kompor gas.
Sementara untuk konsep, warung ini tampak dominan menggunakan gaya ala vintage dan sederhana. Hal itu terlihat dari ruangan yang berwarna putih dan sedikit poster yang menghiasi dinding bagian dalam.
“Aku pengen konsep yang jadul-jadul gitu. Aku nyari poster-poster di Pinterest aku print, logonya juga logo vintage gitu, soalnya ini tempatnya juga di gang (jual-beli) buku yang jadul,” jelasnya.
Dalam sehari, Sintya sanggup menjual hingga 50 porsi. Untuk harga terbilang murah, mulai dari Rp10 ribu sampai Rp19 ribu, dengan paket hemat sudah termasuk lontong dan nasi.
Gang Sate 3S sendiri buka setiap hari kecuali hari Kamis di mana mereka memilih libur. Mereka buka mulai pukul 16.00 hingga 22.00 WIB. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi