“Negara memberi penghormatan kepada perjuangan para kiai dan santri. Semoga semangat itu terus hidup dalam jiwa santri masa kini,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Yayasan Khozinatul Ulum juga meresmikan FIKS (Fellowship Initiative Khozinatul Ulum Scholarship Center), pusat beasiswa dan pengembangan akademik di bawah Institut Agama Islam (IAI) Khozinatul Ulum Blora.
Program FIKS menaungi berbagai inisiatif seperti:
- Beasiswa KIP Kuliah untuk mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu,
- Beasiswa Baznas Blora, hasil kerja sama dengan BAZNAS,
- Beasiswa Internasional, yang tahun ini mengantarkan mahasiswa IAI Khozinatul Ulum mengikuti KKN Internasional di Malaysia.
BACA JUGA: Momentum Hari Santri Nasional 2025, PWNU Jateng Dorong Pesantren Lebih Terbuka dan Adaptif
FIKS menjadi bukti bahwa pesantren Blora tak hanya fokus pada pendidikan agama, tapi juga membuka akses akademik hingga ke level global.
Rangkaian pawai dimulai dari halaman Pondok Khozinatul Ulum menuju Alun-Alun Blora. Para santri tampil memukau dengan drumband islami, teater perjuangan santri, dan lantunan shalawat yang menggema di sepanjang jalan.
Warga yang menonton di pinggir jalan ikut larut dalam suasana haru dan bangga. Lagu perjuangan “Syubbanul Wathon” menggema, disambut sorak dan kibaran bendera dari masyarakat.
Tak hanya memeriahkan peringatan Hari Santri, kegiatan ini menjadi ajang edukasi publik tentang nilai perjuangan, persaudaraan, dan nasionalisme yang diwariskan para ulama.
Dengan semangat kebersamaan, Hari Santri Nasional 2025 di Blora menegaskan peran pesantren sebagai pilar moral bangsa dan mitra pemerintah daerah dalam membangun generasi muda yang berilmu, berakhlak, dan mencintai tanah air. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













