Ia menegaskan, sensus kali ini akan membawa manfaat luas bagi semua pihak. Bagi masyarakat, hasilnya diharapkan bisa membuka peluang usaha baru dan memperkuat layanan publik. Sementara bagi pelaku usaha, data tersebut bisa menjadi dasar dalam merancang strategi bisnis yang lebih terukur.
“Bagi pemerintah, data akurat menjadi dasar perencanaan dan investasi berbasis potensi daerah. Sedangkan bagi pengusaha, sensus ini dapat menjadi pijakan advokasi dan arah bisnis ke depan,” tegasnya.
BACA JUGA: Fenomena Doom Spending Kalangan Gen Z, Pakar Ekonomi Undip Ingatkan Soal Krisis Moneter 98
Sementara itu, Asisten Administrasi Setda Jateng, Dhoni Widianto, menyoroti tantangan dalam mendata pelaku usaha online yang masih banyak enggan terbuka terhadap survei. Padahal, transaksi digital menyimpan potensi besar bagi ekonomi daerah.
“Kejujuran responden menjadi kunci. Data yang tidak akurat bisa menggiring kebijakan ke arah yang salah,” ujarnya.
Dhoni berharap, Sensus Ekonomi 2026 dapat menjadi kompas pembangunan ekonomi Jawa Tengah. Dengan data yang valid, penyusunan arah kebijakan sektor industri, perdagangan, kuliner, hingga pariwisata bisa lebih tajam dan sesuai kondisi lapangan. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













