“Sudah lama jualan disini, ada kelompoknya juga namanya kelompok Serabi Mekar Lestari,” ujar Suparmi.
Ia menyebut, saat Libur Lebaran jualannya selalu laris bahkan ia bisa pulang lebih cepat lantaran telah habis sebelum jam 6 sore.
“Kalau hari bisa sepi, tapi kalau libur Lebaran ramai. Biasanya jualan jam 10 pagi sampai jam 9 malam. Tapi kalau saat Lebaran, malah sebelum jam 6 sudah habis,” kata dia.
Di sentra serabi kuah Ngampin memang berderet kios-kios pedagang yang menjajakan dagangannya serabi kuah Ngampin.
Tempat jualan berbentuk sekat-sekat kecil itu disediakan kursi meja untuk pembeli yang makan di tempat.
BACA JUGA: Suasana Haru Warnai Lapas Perempuan Semarang, Narapidana Rayakan Lebaran Bersama Keluarga
Proses memasak serabi Ngampin juga menggunakan alat khusus. Alat tersebut di antaranya wajan dari tanah liat dan tungku yang biasa orang sebut anglo.
Selain itu, dalam pengapian juga masih menggunakan kayu bakar, sehingga cita rasa dari serabi tersebut manjadi khas.
Tidak hanya rasa original, serabi tersebut juga memiliki beberapa varian rasa seperti pandan, gula merah, dan beberapa varian lainnya.
Selain itu, serabi ini juga menggunakan santan dengan campuran gula merah yang nantinya menjadi kuah. (*)
Editor: Farah Nazila