SEMARANG, beritajateng.tv – Dosen Ilmu Politik Universitas Negeri Semarang (Unnes) Cahyo Seftyono menyebut jalannya program pendidikan di Jawa Tengah sudah 70 persen menuju rampung pada 100 hari kerja Ahmad Luthfi–Gus Yasin sebagai gubernur-wakil gubernur.
Cahyo yang tergabung dalam Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah itu mengapresiasi putusan Luthfi yang menaikkan anggaran di bidang pendidikan.
“Yang menonjol itu ada pendidikan, itu sudah sangat berhasil di atas 70 persen, ada anggaran yang meningkat,” ungkap Cahyo usai menghadiri Rilis Hasil Survei Evaluasi 100 Hari Gubernur Jawa Tengah di Gedung Dakwah PWM Jateng, Kota Semarang, Selasa, 3 Juni 2025 sore.
Selain itu, Cahyo juga menyoroti Luthfi-Yasin yang mulai melakukan penataan pada pemerintahannya.
“Tata kelola good governance sudah mulai mereka tata. Lima tahun itu akan sangat positif, bisa kolaborasi dengan stakeholder dan lainnya,” sambungnya.
BACA JUGA: Fisip Undip Tegaskan Tak Bisa Nilai Kinerja Gubernur Ahmad Luthfi Hanya 100 Hari
Anggapan publik terhadap progres Luthfi-Yasin baru 20 persen
Kendati begitu, Cahyo tak menampik ada beberapa program kerja Luthfi-Yasin yang progresnya masih jauh dari angka 100 persen.
Namun, ia menegaskan 100 hari tak bisa jadi tolok ukur keberhasilan Luthfi-Yasin sebagai pemimpin Jawa Tengah.
“Kinerja Pak Gub dan Wagub secara umum dari 11 prioritas pembangunan, mayoritas sudah berjalan dan dapat apresiasi baik. Ada yang sudah selesai, kan 100 hari gak cukup menilai,” ucapnya.
“Yang dianggap sudah tercapai oleh publik sekitar 20 persen, yang sedang berjalan 65 persen, yang belum proses 10-20 persen,” sambung Cahyo.
Pihaknya pun menyebut eksekusi program kerja Luthfi-Yasin dalam 100 hari ini sesuai dengan apa yang mereka anggarkan.
“Itu sejalan dengan yang Ketua TPPD sampaikan. Dari segi anggaran hampir match, bahwa ada yang sudah selesai, progres, dan akan direncanakan. Kita apresiasi itu,” papar Cahyo.
BACA JUGA: Seratus Hari Kinerja Luthfi-Yasin, Ketua DPRD Jateng: Kemiskinan dan Pengangguran Masih Tinggi