“Kita berbisnis ini kan tidak semata-mata profit. Kita harus memikirkan juga keberlangsungan industri ini, bagaimana keberlangsungan alam, bagaimana masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Dari berbagai pertimbangan tersebut, pihaknya tengah menggenjot adanya penggunaan bahan yang mampu mendaur ulang (recycle) kemasan dari produk mereka. Sehingga, hal tersebut mampu menuntaskan masalah sampah plastik di Indonesia.
BACA JUGA: IDI Dukung Regulasi Pelabelan BPA di Kemasan Plastik
Ia pun mengeklaim dengan upaya ini maka pihaknya dapat mengurangi sebanyak 700 ribu ton penggunaan sampah plastik. Dengan catatan, pengelolaan sampah mesti berjalan dengan baik.
“Maksudnya berputar dan kembali, yaitu kemasan galon. Kemasan galon kami itu kami isi, kami distribusikan ke distributor, distributor ke agen, agen ke warung, selesai konsumsi dia balikin ke warung dan seterusnya sampai ke pabrik,” ucap Rahmat.
“Intinya berputar. Dan kalau galon sudah tidak layak, akhirnya di pabrik. Potensi kita mencemari alam itu 0, karena berakhir di pabrik,” paparnya.
Lebih lanjut, 300 perusahaan AMDK yang tergabung dalam Aspadin akan terus bersama-sama mengupayakan penyelesaian sampah plastik ini. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi