SEMARANG, beritajateng.tv – Banyak pengendara sepeda motor masih memiliki pemahaman keliru tentang fungsi rem. Senior Instructor & Analyst Safety Riding Astra Motor Jateng, Oke Desiyanto, menegaskan bahwa mengerem bukan berarti menghentikan kendaraan secara mendadak, tetapi menurunkan laju kendaraan secara bertahap.
Penjelasan ini Oke sampaikan dalam podcast Ruang Interaksi bersama Pemimpin Redaksi Beritajateng.tv, Ricky Fitriyanto.
Menurut Oke, guna rem seharusnya sebagai alat penyelamat, bukan sebagai tombol berhenti mendadak.
“Kalau persepsinya mengerem adalah menghentikan kendaraan, ya, bisa saja nabrak tembok atau pohon. Itu memang menghentikan, tapi bukan menyelamatkan,” tegasnya.
Masih banyak pengendara yang baru menarik tuas rem saat jarak dengan objek di depan sudah sangat dekat. Inilah yang Oke sebut sebagai “rem dada” – situasi panik yang justru membahayakan.
BACA JUGA: Pria Ngaku Polisi Bawa Kabur Sepeda Motor Mahasiswa, Korban Kenal Lewat Medsos
Padahal, pengereman ideal dimulai dari jarak aman, agar pengendara memiliki waktu untuk bereaksi.
“Yang sering orang lupakan adalah bahwa pengereman itu butuh waktu dan butuh jarak. Kalau baru ngerem saat sudah dekat, potensi celaka jadi besar,” jelasnya.
Kenali Dua Jarak dalam Pengereman
Dalam pelatihan safety riding, Oke menjelaskan bahwa terdapat dua jenis jarak penting dalam pengereman: