Jateng

Sesalkan DPR RI Tak Terima Demonstran, Pengamat Unika: Gak Cukup Minta Maaf Lewat Medsos

×

Sesalkan DPR RI Tak Terima Demonstran, Pengamat Unika: Gak Cukup Minta Maaf Lewat Medsos

Sebarkan artikel ini
DPR RI Massa | demo semarang
Suasana saat polisi memukul mundur massa demonstrasi di depan Perhutani, Kota Semarang, Jumat, 29 Agustus 2025 sore. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Pengamat politik sesalkan pimpinan DPR RI yang tak kunjung menemui massa demonstrasi. Apalagi, Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan permintaan maaf melalui media sosial saja.

Pengamat Politik Universitas Katolik Soegijapranata (Unika), Andreas Pandiangan, menyesalkan respons anggota dewan yang meminta maaf melalui media sosial mereka. Ia menyebut anggota dewan keliru jika membayangkan massa unjuk rasa selalu “beringas”.

“Saya menyesalkan mereka (anggota dewan), mengapa sih tidak menerima mereka (demonstran) saja? Apa sih susahnya? Terbukti kemarin kita lihat sendiri kan ketika massa diterima di Polda Metro, bisa duduk bareng, ada dialog. Jadi bayangan bahwa massa itu selalu beringas itu keliru kan?” ujar Andreas via panggilan WhatsApp, Rabu, 3 September 2025.

Dalam hematnya, tak cukup jika anggota maupun pimpinan DPR RI hanya merespons tuntutan demonstran melalui media sosial.

BACA JUGA: Sempat Walk Out, BEM Undip Akui Kecewa dengan Dialog DPRD Jateng, Ini Alasannya

Ia menyebut, turunnya Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menjumpai massa menjadi contoh baik seorang pemimpin.

“Kalau untuk DPR, kenapa sih harus susah banget itu loh? Saya rasa enggak cukup Ketua DPR hanya membuat pernyataan melalui media sosial. Kenapa sih tidak menerima mereka? Kemarin kan ada contoh baik dengan Gubernur Sri Sultan, didatangi, selesai, kan?” terangnya.

Justru, kata Andreas, amarah massa aksi terus membara jika legislatif tak kunjung menjumpai dan menerima tuntutan mereka.

“Massa itu kan juga manusia, tidak akan marah lah. Mereka akan marah kalau memang diabaikan. Yang selalu kita lihat itu adalah orang [demonstran] marah lalu ada perusakan, bukan apa penyebabnya. Harusnya lihat mengapa massa aksi marah, ini yang menurut saya DPR itu sudah sangat abai lah,” tegas dia.

Demonstrasi terus berlangsung, Andreas anggap cerminan krisis kepercayaan diri masyarakat terhadap negara

Andreas menyoroti unjuk rasa kali ini. Pasalnya, demonstrasi terus berlangsung dan berlarut. Menurutnya, tak pernah terjadi demonstrasi seperti ini dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan