Sayang, 3 sapi tersebut belum menemukan tuannya. Sementara paling mahal, Aziz pernah menjual satu ekor sapi seharga Rp 90 juta kepada pengusaha di Kebumen.
“Sementara ini belum pernah ada pejabat yang beli, hanya melihat saja, mungkin karena kemahalan atau gimana,” kekehnya.
Layaknya kehidupan, bisnis jual beli hewan kurban juga ada pasang surutnya. Misalnya saat untung-untungnya, Aziz pernah meraup omzet tertinggi hingga Rp 1 miliar dalam satu kali musim haji.
Meski begitu, keuntungan tersebut tak hadir tiap tahunnya. Apalagi untuk bisnis hewan yang sangat rentan terhadap penyebaran penyakit.
BACA JUGA: Peternak Kambing di Blora Laris Manis Jelang Idul Adha, Cuan Meroket dalam Waktu 3 Minggu!
Tahun 2023 lalu misalnya saat penyakit mulut dan kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD) atau virus lato-lato menghantui para pedagang hewan kurban. Beruntung, bisnis Aziz tak begitu terdampak penyakit dan virus tersebut.
“Tahun ini seperti angin segar bagi peternak karena penyakit PMK dan lato-lato sudah menurun, bahkan pas lato-lato malah kita kehabisan stok, karena dulu di sini barangnya sehat semua, yang lain pada sakit,” tuturnya. (*)
Editor: Farah Nazila
