“Untuk khotbah kita batasi maksimal 20 menit. Misalnya cukup ya kami sediakan di serambi atas, bawah serta halaman, kalau tidak ya kita buat shof baru di luar masjid dan bisa juga menggunakan alun-alun,” tuturnya.
Dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, lanjut Hanief diharapkan tidak terjadi klaster baru. Untuk itu ia berpesan agar mushola dan masjid lainnya bisa menerapkannya dengan baik.
Sementara untuk Khotib dan Imam shalat Ied di Masjid Agung Semarang, Hanief menyebut Uztad Abdul Rhozak akan didapuk menjadi imam sekaligus khotib.
“Masjid dan mushola harus menjaga protokol kesehatan, jangan sampai kegiataan kegamaan menyebabkan klaster,” pesannya. (El)