“Kebanyakan investasi yang di minati di sektor padat karya, seperti garment, meski ada beberapa di sektor teknologi,” katanya.
Ke depan, lanjut Sumarno investasi akan di arahkan ke sektor energi hijau yang lebih ramah lingkungan. Sudah banyak investor yang masuk ke Kawasan Industri Kendal yakni kendaraan listrik.
“Ini ada sejumlah investor dari luar negeri yang mau masuk terkait energi baru terbarukan yakni geothermal, panas bumi,” ujarnya.
Guna mencapai target investasi baik PMA dan PMDN itu antara lain dengan menggelar CJIBF yang di ikuti kalangan pengusaha dari luar negeri dan dalam negeri.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng, Rahmat Dwisaputra dalam kesempatan sama menyatakan mendukung kebijakan ivestasi energi hijau melalui ekonomi keuangan hijau.
“Melalui ekonomi keuangan hijau mendorong pengusaha untuk menuju ekonomi net zero emission,” ujarnya.
Rahmat menambahkan salah satu bentuk dukungan Bank Indonesia bagi ekonomi hijau di Jateng di lakukan melalui penerapan pembangunan rendah karbon di sektor energi dan UMKM.
UMKM di Jateng khususnya binaan BI Jateng untuk menerapkan prinsip circular economy, melalui pemanfaatan limbah dan pengelolaan berbasis ‘green economy’.
“Penerapan circular economy tersebut di harapkan dapat mengurangi limbah, meningkatkan efisiensi proses produksi, serta menambah daya saing produk,” ujarnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah