SEMARANG, beritajateng.tv – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Jawa Tengah, dr Telogo Wismo, menyatakan, dokter mahasiwa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dalam bertugas memiliki shift tersendiri. Hal tersebut menanggapi isu bahwa mahasiswa PPDS biasa bertugas selama 16 hingga 18 jam dalam sehari.
Telogo menyebut, mahasiswa PPDS sebenarnya bukan dalam status bekerja, melainkan bersekolah. Sehingga, kata dia, baik mahasiswa PPDS maupun dokter spesialis memiliki shift atau jadwalnya sendiri dalam bertugas. Yaitu: pagi, siang, dan malam.
“Kalau di PPDS itu tidak bekerja, tapi sekolah. Jadi kadang kalau melebihi batas karena ada kasus menarik, pasti akan ditambah, sayang kan kalau kita pulang tapi kehilangan ilmu,” ujar dr. Telogo Wismo dalam konferensi pers di Kantor IDI Wilayah Jawa Tengah, Kamis, 15 Agustus 2024.
Ia menuturkan, kedatangan pasien sakit dalam berobat ke rumah sakit tidaklah pasti, tetapi fleksibel dalam 24 jam.
BACA JUGA: Suntikkan Sendiri ke Lengan, Ini Obat Keras yang Tewaskan Dokter PPDS Anestesi Undip
Sehingga, ketika ada pasien dengan kasus yang luar biasa, tak menutup kemungkinan dokter spesialis akan memanggil mahasiswa PPDS kembali ke rumah sakit walau waktu shift-nya telah berakhir.
“Kalau ada kasus-kasus yang menarik, mungkin perlu disampaikan kepada siswa PPDS, ‘Ini jarang nih kasusnya.’ Bisa jadi yang seharusnya udah di rumah, diundang [lagi]. Bukan untuk menambah jam kerja, tapi untuk menambah ilmu,” tambahnya.
Kendati demikian, Telogo memastikan jika hal tersebut berpotensi melanggar peraturan, pihaknya akan mendukung adanya evaluasi menyeluruh terhadap sistem PPDS. Sebab, menurutnya, jangan sampai mahasiswa PPDS kelelahan sehingga tidak mampu menangani pasien secara maksimal.