“Kalau potensi yang paling besar ya di pantai selatan antara Samudera Indonesia dengan Lempeng Eurasia, kan Kalau Semarang di bagian utara, ono ketutup (ada tertutup) Kalimantan, sebelah barat [tertutup] ada Sumatera. Kan tidak ketemu samudera di situ lempengnya,” jelas Agus.
Agus pun menyebut wilayah selatan seperti Cilacap dan Kebumen mempunyai potensi gempa lebih besar.
“Beda dengan di bagian selatan seperti Cilacap, Kebumen, Jogja, potensinya akan jauh lebih besar. Karena kalau di sebelah utara itu tunjaman dari lempeng samudera sudah dalam, terlalu dalam sehingga gempa pun akan kecil. Tidak sebesar sebagian selatan,” tegas dia.
Bukan penyebab gempa
Lebih lanjut, Agus menegaskan sesar bukanlah penyebab gempa, melainkan suatu produk dari kegiatan aktivitas tektonik.
“Sesar itu bukan penyebab gempa, ini yang perlu kita pahami, ya. Sesar itu adalah produk dari kegiatan aktivitas tektonik. Ada sesar mendatar, ada sesar naik, sesar turun, itu pergerakan dari sebuah lempeng yang mengakibatkan terbentuk struktur-struktur perbukitan, kemudian ada rekahan. Sesar itu seperti rekahan atau crack yang besar, itu saja,” jelas dia.
Oleh sebabnya, pihaknya turut menanggapi perihal tim BRIN yang menemukan struktur sesar di sekitar Taman Makam Pahlawan Kota Semarang dengan gawir mencapai 4 meter.
Namun, karena lokasi ini merupakan kawasan padat dan banyak mengalami modifikasi oleh aktivitas manusia, survei lanjutan dengan metode geolistrik sangat perlu untuk konfirmasi lebih lanjut.
BACA JUGA: HLH Sedunia 2023 Bupati Ajak Sesarengan Mengurangi Polusi Plastik di Blora
“Nek gede ning (kalau yang besar di) lewat Jalan Pahlawan kudune ning kono mengo, mengombol [harusnya di sana menganga]. Ada tidak? Itu kan, makanya yang saya katakan [sesar itu] terjadi lampau, barang itu sudah ada. Tapi bukan sekarang terjadinya dan baru ditemukan, enggak. Kalau sekarang terjadi sesar itu mengo. Bisa puluhan kilo, bisa kilometer itu. Tapi kan itu terjadi di masa lalu. Nah, harus dilihat, ditanyakan sama penelitinya,” terang dia.
Meskipun bukan penyebab gempa, tutur Agus, sesar bisa menimbulkan rambatan energi jika terjadi kegiatan tektonik yang cukup besar.
“Cuma kalau ada kegiatan tektonik yang cukup besar, sesar-sesar itu menjadi rambatan energi atau tempat merambatnya tekanan, karena sesar itu merupakan zona-zona lemah. Sehingga mudah terkena dampak atau lebih besar dampaknya daripada yang tidak berada pada wilayah itu,” pungkas Agus. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi