Ia menyebut Pemprov Jawa Tengah saat ini tengah memperketat pengawasan terhadap aktivitas pertambangan di sejumlah wilayah rawan, termasuk di lereng Gunung Slamet hingga kawasan Muria.
“Maka ini yang saat ini kami dorong, kami awasi. Kemarin di Gunung Slamet, di Banyumas, di Muria kami awasi,” kata dia.
Menurut Gus Yasin, evaluasi berlangsung bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) dengan menelaah kembali apakah kegiatan tambang yang ada sudah sesuai dengan rencana tata ruang dan kajian lingkungan.
BACA JUGA: ESDM Jateng Klaim Tambang Gunung Slamet Aman, Pengamat: Warga yang Terimbas, Orang Dinas Tidak
“Kami tentukan dari DLHK untuk mengkaji lagi tambang-tambang yang ada di Jawa Tengah ini. Apakah benar-benar sudah sesuai dengan RTLH-nya, tata ruangnya, atau tidak. Itu pun kami kaji lagi apakah itu membahayakan atau tidak,” tegasnya.
Ia mengungkap, dari hasil pengawasan sementara, sejumlah aktivitas tambang sudah pihaknya minta untuk menghentikan kegiatan sambil menunggu hasil kajian lanjutan.
“Nah, ini kami sementara sudah ada beberapa yang kami pending dulu, kami hentikan dulu, kami kaji lagi,” ujar Gus Yasin.
Saat menanggapi apakah hasil kajian ulang tersebut berpotensi berujung pada penutupan permanen tambang, Gus Yasin menyebut kemungkinan itu terbuka. “Ada kemungkinan, ada kemungkinan. Kita lihat kajian ini,” katanya.
Menurutnya, faktor keselamatan lingkungan menjadi pertimbangan utama, terutama pada tambang di kawasan lereng yang rawan longsor saat musim hujan.
“Yang membahayakan seperti nanti kalau penghujan datang bisa mengakibatkan longsor dan sebagainya. Itu yang nanti di lereng-lereng seperti ini akan kami kaji,” pungkas Gus Yasin. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













