“Sosoknya periang. Dia supel anaknya,” tuturnya dengan suara yang bergetar.
Putri dikenal sebagai ketua Karang Taruna RT. 09 RW. 11 Kelurahan Kembangarum, Kecamatan Semarang Barat. Keaktifannya membuat ia dekat dengan banyak warga, mulai dari teman SD, SMP, SMK, hingga rekan-rekan kampus.
“Banyak yang datang. Dari teman SD sampai kuliah, Pak Lurah sampai Pak Camat juga datang,” kata Riyanto.
Putri adalah anak kedua dari tiga bersaudara dan satu-satunya perempuan. Hubungan Putri dengan ayahnya dikenal sangat dekat.
“Dulu sebelum adiknya lahir, bapak paling sayang kamu karena kamu cewek dan anak ragil. Dia sering protes, ‘Bapak kok lebih sayang adik,’” kenang Riyanto sambil tersenyum tipis.
Putri baru saja menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) Unnes jurusan Pendidikan Non Formal. Ia wisuda pada tanggal 22 November 2025.
BACA JUGA: Operasi Zebra 2025, Polres Semarang Fokus Pencegahan Penyebab Fatalitas Kecelakaan
Riyanto mengatakan bahwa pihak perusahaan tempat Wu Lili bekerja, pengemudi mobil yang menabrak anaknya, sudah datang ke rumah. Namun, ia tak sempat bicara banyak karena kelelahan.
Kehilangan Putri menyisakan duka besar bagi keluarga dan warga sekitar. Di mata orang-orang yang mengenalnya, Putri adalah gadis periang, pekerja sosial, dan baru meraih pencapaian akademik sebelum maut menjemputnya. (*)
Editor: Farah Nazila













