SEMARANG, beritajateng.tv – Perubahan iklim memberikan dampak yang merata kepada semua kelompok usia, termasuk anak-anak. Ancaman seperti banjir, kekeringan, dan kegagalan panen diperkirakan bakal mengancam dalam beberapa tahun ke depan.
Ratusan anak dari jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA di Kota Semarang lantas turun ke jalan pada Jumat, 15 September 2023 kemarin. Mereka mengikuti aksi Semarang Climate Strike 2023, menyuarakan dampak krisis iklim.
Ellen Nugroho, koordinator Jaringan Peduli Iklim dan Alam (Jarilima) mengatakan, pihaknya sengaja mengajak anak-anak dalam aksi kali ini. Menurutnya, anak-anak menjadi generasi yang paling terdampak atas krisis global sebab mereka akan mewarisi bumi dalam 10-30 tahun ke depan.
“Yang akan mewarisi bumi di masa depan itu adalah anak-anak ini, dari usia TK hingga SMA, di mana hidup mereka harusnya masih panjang. Jadi 10 hingga 30 tahun ke depan, bumi macam apa yang mereka nikmati,” ujar Ellen.
BACA JUGA: Ratusan Orang Ikuti Semarang Climate Strike 2023, Suarakan Perubahan Iklim yang Makin Genting
Adapun Ellen menuturkan, pesan utama dari kehadiran anak-anak dalam aksi ini adalah untuk menyerukan pada generasi saat ini supaya tidak menghabiskan sumber daya alam yang ada. Selain itu, ia turut menyoroti pemerintah agar senantiasa menyusun kebijakan yang ramah terhadap masa depan anak-anak.
Lebih jelas, Ellen menyebut generasi tua bertanggung jawab penuh akan kerusakan lingkungan saat ini. Merekalah yang menikmati dan mengekploitasi alam. Akan tetapi, kata Ellen, yang akan menerima dampaknya adalah generasi berikutnya.