SEMARANG, beritajateng.tv – Peran anak muda menjadi salah satu penentu dalam kehidupan bangsa. Tak terkecuali dalam merespons perbedaan. Itulah yang dilakukan oleh Global Peace Youth Indonesia (GPYI) Chapter Semarang.
Organisasi kepemudaan tersebut aktif mengajak anak muda untuk mengenal, belajar dan memahami sesuatu hal di luar agama, suku, budaya, dan rumah ibadahnya.
Koordinator GPYI Semarang, Khalil Amirun, menjelaskan, GPYI Semarang berdiri sejak tahun 2020. Awalnya, mereka masih berupa kegiatan kolaborasi antara Omah Gayeng, Duta Damai, dan beberapa komunitas lintas agama lainnya.
Garis besarnya, GPYI Semarang memiliki misi bagaimana caranya mengajak pemuda atau agent of peace bisa melakukan aksi secara langsung. Yaitu, membantu orang lain tanpa membeda-bedakan agama.
Nantinya, misi tersebut akan terimplementasikan dalam setiap kegiatan. Seperti Peace Project, Srawung Sedulur, Goes to School, dan lain sebagainya.
“Karena kita masih hidup di Indonesia, khususnya di Semarang, kita sama-sama berjuang walau berbeda agama tapi tetap satu Bhinneka Tunggal Ika,” katanya kepada beritajateng.tv.
Menurutnya, penting bagi setiap umat beragama untuk saling tenggang rasa. Terlebih di daerah dengan perbedaan yang sangat banyak seperti Kota Semarang.
Sebagai perantau asal Sulawesi, lanjut Khalil, ia merasakan betul iklim toleransi yang lebih berwarna di Kota Semarang. Bahkan, ia bisa menyebut bahwa Semarang adalah jantungnya toleransi di Jawa Tengah.