Jateng

Sumanto: Alih Fungsi Lahan Pertanian Ancam Ketahanan Pangan Jawa Tengah

×

Sumanto: Alih Fungsi Lahan Pertanian Ancam Ketahanan Pangan Jawa Tengah

Sebarkan artikel ini
Ketua DPRD Jateng Sumanto
Ketua DPRD Jateng Sumanto (tengah) saat menjadi narasumber Program Aspirasi Jateng "Upaya Jawa Tengah Wujudkan Ketahanan Pangan" di Studio TATV Solo, belum lama ini. (Ricky Fitriyanto/beritajateng.tv)

SOLO, beritajateng.tv – Provinsi Jawa Tengah menjadi salah satu lumbung pangan nasional dengan luas lahan sawah yang signifikan. Namun dalam beberapa tahun terakhir, wilayah ini menghadapi maraknya alih fungsi lahan pertanian. Kondisi tersebut dapat berdampak langsung terhadap ketahanan pangan serta ruang bagi sektor pertanian.

Ketua DPRD Jateng Sumanto menyebut, setiap tahun luas lahan pertanian berkurang 2 hingga 3 persen. Lahan tersebut beralih menjadi fungsi non pertanian seperti permukiman, industri, hingga jalan tol. Ia berharap Bupati/Walikota selektif dalam memberikan izin pembangunan untuk mengerem maraknya alih fungsi lahan pertanian.

“Kami di provinsi sudah membuat Perda RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah), tanah lestari kita tingkatkan. Saya berharap Bupati/Walikota selektif karena petani mau tanam padi yang dibutuhkan tanah,” ujar Sumanto saat menjadi narasumber Program Aspirasi Jateng “Upaya Jawa Tengah Wujudkan Ketahanan Pangan” di Studio TATV Solo, belum lama ini.

BACA JUGA: Nguri-uri Budaya, Ketua DPRD Jateng Sumanto Minta Ada Perdes ‘Tanggap’ Kesenian Tradisional

Sumanto menambahkan, selama ini Jawa Tengah menempati posisi kedua sebagai lumbung pangan nasional. Posisi pertama ditempati Jawa Timur karena memiliki lahan pertanian lebih luas. Ia meminta posisi ini tetap dipertahankan. Sebab, membuat lahan pertanian baru akan membutuhkan waktu lama. Karena itu, ia berharap lahan pertanian yang sudah ada bisa dilestarikan.

Ketua DPRD Jateng Sumanto
Ketua DPRD Jateng Sumanto dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng, Endi Faiz Effendi saat menjadi narasumber Program Aspirasi Jateng “Upaya Jawa Tengah Wujudkan Ketahanan Pangan” di Studio TATV Solo, belum lama ini. (Ricky Fitriyanto/beritajateng.tv)

“Membuat lahan pertanian dari hutan menjadi lahan yang bisa petani tanami padi prosesnya lama. Contohnya program food estate kan juga tidak mudah, tidak bisa instan,” paparnya dalam acara yang dipandu Host Nurkholis dan Okfied Sosendar tersebut.

Sumanto tegaskan RPJMD Jateng penopang sumber pangan nasional

Menurutnya, alih fungsi lahan yang marak membuat ketahanan pangan daerah menjadi rentan. Pasalnya, dengan semakin sedikitnya lahan pertanian produktif yang tersisa, potensi produksi pangan bisa tergerus.

“Kalau tren ini terus berlanjut tanpa mitigasi yang efektif, maka ketahanan pangan bisa terancam. Ke depan anak cucu kita mau makan apa?” tandas politisi PDI Perjuangan tersebut.

Sumanto menegaskan, sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Jawa Tengah menjadi penopang sumber pangan nasional. Sektor pertanian, peternakan, dan perikanan menjadi penopang ketahanan pangan.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan