“Sektor pangan ini bisa menjadi penopang untuk menumbuhkan perekonomian. Kalau sektor ini naik signifikan, akan memberikan dampak ke masyarakat,” katanya.
BACA JUGA: Bill Gates pun Tertarik, Sumanto Ajak Masyarakat Beternak Ayam karena Menguntungkan
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng, Endi Faiz Effendi mengatakan, pangan menjadi isu nasional. Pasalnya bakal terjadi kenaikan populasi global secara eksponensial. Ia mengungkapkan, menurut perkiraan, 25 tahun lagi akan terjadi kenaikan 33 persen populasi global sehingga kebutuhan protein naik 70 persen. Karena itu, perikanan menjadi sektor strategis untuk menopang ketahanan pangan.
“Perikanan punya peran memenuhi kebutuhan protein. Menurut penelitian, 1 gram ikan mengandung 0,22 gram protein, lebih tinggi daripada telur. Sementara ikan mengandung omega 3, senyawa yang manusia butuhkan untuk pertumbuhan otak,” ujarnya.
Ironisnya, tingkat konsumsi ikan di Jawa Tengah masih rendah, rata-rata hanya 41,14 kilogram per orang per tahun. Angka tersebut lebih rendah dari rata-rata nasional yang sebesar 54,14 kilogram per orang per tahun. Tingkat konsumsi ikan di Jawa Tengah tersebut nomor dua terbawah di Indonesia dan hanya kalah dengan DIY.
Endi menjelaskan, banyak hal yang mempengaruhi hal tersebut. Yaitu persepsi negatif di masyarakat yang menyebutkan makan ikan bikin cacingan dan masih mahalnya harga ikan.
“Persepsi negatif ini terjadi karena kemiskinan. Karena harga ikan mahal, sebagian masyarakat gulirkan mitos makan ikan bikin cacingan. Ini terutama terjadi pada daerah pedalaman. Produksi ikan selama ini di laut, karena rantainya panjang, maka harga ikan jadi mahal,” paparnya. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto