Politik

Tak Hanya Isu Penculikan dan Kejahatan Lingkungan, Sufmi Dasco Sebut Muncul Narasi Negatif Baru Terkait Prabowo

×

Tak Hanya Isu Penculikan dan Kejahatan Lingkungan, Sufmi Dasco Sebut Muncul Narasi Negatif Baru Terkait Prabowo

Sebarkan artikel ini
Prabowo Budiman | Pemecatan Budiman | narasi negatif prabowo
Prabowo Subianto (kiri) dan Budiman Sudjatmiko (kanan) usai menghadiri deklarasi di Marina Convention Centre, Kota Semarang, Jumat, 18 Agustus 2023. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

JAKARTA, beritajateng.tv – Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto kembali beroleh narasi negatif jelang pemilu, baik berupa narasi negatif usang namun mengemuka kembali maupun narasi negatif baru.

“Setiap memasuki tahun perjuangan, Pak Prabowo kerap mendapat narasi negatif daur ulang tentang isu penculikan (aktivis), pelanggaran HAM, kebangkitan Orde Baru hingga isu kejahatan lingkungan (proyek Food Estate),” ujar Dasco dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, 27 Agustus 2023.

Dasco menambahkan, narasi negatif baru untuk mendegradasi posisi Prabowo tersebut merupakan upaya orang-orang yang gamang dengan elektabilitas Prabowo yang menurutnya kini berada di angka tertinggi.

“Publik sudah cerdas, dan tidak mudah lagi digiring dengan isu-isu seperti ini. Karena semua tudingan yang ditujukan sangat mudah untuk dijawab dan dipatahkan,” ucapnya.

BACA JUGA: Banyak Kader Mundur Buntut Deklarasi Dukungan PSI Kepada Prabowo, Ini Tanggapan Grace Natalie

Narasi negatif baru terkait Prabowo Subianto

Adapun teranyar, lanjut Dasco, narasi negatif baru menyangkut isu politik identitas tersebut bertujuan untuk membenturkan Prabowo Subianto dengan umat Islam.

“Di sosial media, ada pihak yang berusaha memelintir pernyataan Grace Natalie bahwa Pak Prabowo telah kecewa terhadap umat Islam. Padahal, pernyataan Grace tidak seperti apa yang terviralkan. Tidak utuh, pemelintiran fakta dan hanya berupaya menimbulkan kegaduhan,” ujarnya.

Untuk itu, Dasco mengimbau agar media massa mengkaji lebih dalam dan mencari fakta kebenaran perihal pemberitaan dengan narasi negatif yang membingungkan publik tersebut.

“Sehingga tidak akan ada tokoh atau pihak yang terprovokasi dengan kabar yang belum terverifikasi. Sebagian media massa yang memuat narasi yang kurang pas tersebut selayaknya harus terus mengedukasi publik dalam memperoleh informasi,” tuturnya.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan