SEMARANG, beritajateng.tv – Motor Supermoto memang tak sepopuler motor trail pada umumnya. Namun, tak sedikit orang memilih motor yang merupakan perpaduan antara motor off-road dan motor sport ini.
Ditemui awak beritajateng.tv di Garasi SMOG Semarang, Raka berkesempatan untuk membagikan hobinya mengendarai motor supermoto.
Jauh sebelum mengenal supermoto, Raka mengaku ia menyukai motor trail biasa lebih dulu. Namun, motor trail yang hanya bisa dipergunakan untuk offroad kemudian menuntun perkenalan Raka terhadap supermoto.
“Sebenarnya supermoto itu awalnya dari motor offroad yang dirombak kaki-kakinya seperti roda, rem, dan suspensi, sehingga bisa digunakan untuk balapan di lintasan onroad,” jelas Raka, belum lama ini.
Pekerjaannya di bidang otomotif tepatnya sebagai operator jasa angkut kendaraan bermotor besar juga mendorong kecintaannya terhadap supermoto. Waktu itu, supermoto pertamanya adalah motor 2-tak Yamaha DT 100.
“Karena saya sering memakai motor Harley-Davidson, atau motor-motor gede lainnya, jadi menurut saya kalau di jalanan Indonesia itu moge kurang cocok karena rata-rata jalanan Indonesia banyak tikungan, jadi untuk motor gede ibaratnya berat,” lanjutnya.
Sedangkan untuk supermoto, menurut Raka cenderung lebih kecil dan lincah berkelana di jalanan Indonesia. Dari sisi ketahanan juga bisa diadu dengan jenis motor lainnya.
“Supermoto ini kecil, lincah, enak dan pastinya nggak kalah untuk adventure atau touring jarak jauh,” ucapnya.
Gabung Komunitas Motor Supermoto dan Touring Keliling Indonesia
Bukan sekadar hobi biasa, Raka kemudian bergabung dengan Komunitas Supermoto Owner Group (SMOG). Bertemu teman-teman dengan kegemaran yang sama, ia lalu beberapa kali keliling Indonesia menggunakan supermoto.