“Saya tidak merasa takut soal isu keracunan. Kalau jadwalnya diatur dengan baik dan dimakan di tempat, risikonya kecil. Di wilayah Gunungpati sendiri sejauh ini belum ada masalah seperti itu,” tambahnya.
Anik menekankan, waktu pemberian MBG yang paling efektif adalah saat makan siang. Sebab, sebagian besar siswa sudah sarapan di rumah sebelum berangkat sekolah.
“Kalau pagi anak-anak sudah sarapan. Jadi waktu siang itu yang paling tepat untuk makan bergizi, agar mereka tetap semangat belajar sampai jam pulang,” katanya.
BACA JUGA: Cegah Jajanan Berisiko, SMPN 39 Semarang Sinkronkan Kantin Sehat dan Program MBG
Lebih lanjut, Anik mengatakan bahwa sekolahnya berada di area SPPG Patemon. Saat beritajateng.tv konfirmasi secara terpisah, pihak SPPG Patemon, Biaggi membenarkan bahwa sekolah tersebut belum mendapatkan MBG.
“Insyaallah secepatnya, ketentuan dari pusat harus bertahap,” ujarnya. (*)
Editor: Farah Nazila