“Lagu yang akan rilis di album terbaru nanti ada sekitar 20 sampai 30 lagu di tahun depan. Yang ada di spotify sekitar 20 lagu. Nanti juga masih konsepnya lagu-lagu cover,” paparnya.
“Kenapa aku tertarik dicover? Karena aku suka lagu-lagunya dan masih banyak orang yang belum tahu bagaimana caranya mencover lagu secara legal. Nah ijin legal mencover lagu ini kebetulan jadi tugas Tesis aku di Pascasarjana UGM jurusan pekerjaan seni,” kata Tami yang mengaku masih berusaha menyelesaikan studi pascasarjananya.
Tami sendiri menganggap cover lagu adalah cara mempertahankan karya seni, terutama lagu, agar tetap bertahan dan beradaptasi dengan zaman. Tami sendiri mengaku sebelum cover selalu meminta izin kepada label atau publisher lagu-lagu tersebut sehingga cover yang aku lakukan legal.
“Nah, kebanyakan orang-orang mencover lagu gak tahu gimana cara izinnya, jadi tersangkut masalah,” ujarnya.
Ijin yang dimaksud Tami adalah kerjasama antar label dengan meminta katalog lagu-lagu yang akan dinyanyikan lalu melakukan proses lisensi agar Tami mendapat lampu hijau mengaransemen lagu-lagu tersebut.
“Jadi sistem ijin yang aku lakukan itu lebih ke kerjasama antar label dan label bersangkutan memberikan katalog lagu nah lagu-lagu yang ada dikatalog itu udah berhak aku cover dengan lisensi dari label bersangkutan,” jelasnya.
Di akhir Tami menjelaskan bahwa menu-menu di Rekam Jejak Kitchen & Brew enak, menarik, dan filosofis serta cocok untuk nongkrong generasi milenial.
“Yang pastinya Rekam Jejak menunya enak, menarik, dan filosofis banget. Sesuai dengan generasi milenial dan peninggalan leluhur Jawa. Menunya juga nggak terbatas kayak kafe-kafe lain,” tutupnya. (Ak/EL)