“Apalagi seperti saya yang tak paham teknologi, kalau membayar parkir harus pakai non tunai, terus terang saya kesulitan,” ucapan lelaki asal Gajahmungkur itu.
Jumeri juga menceritakan pengalamannya saat memarkirkan kendaraan di Jalan Mataram beberapa waktu lalu.
Tempat ia memarkirkan kendaraan merupakan satu di antara titik PE yang ada di Kota Semarang.
“Di sana ternyata pakai elektronik parkirnya, saat itu saya bingung mau bayar. Namun juru parkirnya mengarahkan dan bilang ke saya bisa bayar tunai juga, ya saya bayar Rp 2 ribu,” paparnya.
Ditambahkannya, harusnya tidak semua pembayaran retribusi parkir non tunai, masyarakat yang belum melek teknologi juga wajib dibantu dan diarahkan.
“Harus ada titik tengah, ada pembayaran non tunai juga melayani tunai jadi masyarakat lebih dimudahkan,” tambahnya. (Ak/El)