KUALA SIMPANG, beritajateng.tv – Di tengah lumpur yang masih menggenang dan listrik yang belum sepenuhnya pulih, upaya menghidupkan kembali denyut komunikasi terus berjalan.
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk bersama seluruh jajaran TelkomGroup bergerak cepat memulihkan jaringan telekomunikasi pascabencana longsor dan banjir bandang Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Hingga Sabtu (13/12), TelkomGroup berhasil mengaktifkan kembali kantor Sentral Telepon Otomat atau STO Telkom di tiga provinsi terdampak.
Fokus berikutnya kini pada pemulihan base transceiver station atau BTS yang menjadi tulang punggung layanan seluler dan internet.
Di Sumatera Utara dan Sumatera Barat, sekitar 90 persen BTS TelkomGroup telah kembali aktif.
Sementara itu, Aceh masih menjadi perhatian utama dengan tingkat pemulihan jaringan baru mencapai sekitar 50 persen.
Direktur Network Telkom, Nanang Hendarno, turun langsung meninjau kondisi infrastruktur jaringan di Kecamatan Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang.
Ia menegaskan bahwa Aceh menjadi prioritas utama karena tingkat kerusakan BTS paling besar berada di wilayah tersebut.
“Kerusakan BTS di Aceh memang paling berat. Seluruh sumber daya TelkomGroup kami kerahkan agar pemulihan bisa dipercepat. Target kami, sekitar 75 persen cakupan jaringan di masing-masing kota dapat kembali aktif dalam waktu dekat,” ujar Nanang.
Hadir dan turut mendampingi, EVP Telkom Regional I Sumatera, Dwi Pratomo Juniarto dalam kunjungan tersebut.
BACA JUGA: RUPSLB, Telkom Lepas Bisnis Fiber ke InfraNexia Bernilai Rp90 Triliun
Rangkaian peninjauan berlanjut ke sejumlah titik infrastruktur lainnya di Pangkalan Brandan, Tanjung Pura, dan Tanjung Mulia. Hal ini untuk memastikan kondisi jaringan secara menyeluruh.
Menurut Nanang, proses pemulihan BTS tidak hanya mengandalkan Telkomsel, tetapi juga melibatkan seluruh anak usaha TelkomGroup.
“Langkah ini diambil agar layanan komunikasi, khususnya bagi pelanggan terdampak bencana, bisa segera pulih,” ucapnya.
Di Kuala Simpang, kondisi kantor STO Telkom yang terdampak banjir masih membutuhkan pembenahan signifikan akibat endapan lumpur.
Meski demikian, Telkom menempatkan pemulihan layanan pelanggan sebagai prioritas utama.
“Upaya recovery layanan ke pelanggan kami dahulukan, karena komunikasi menjadi kebutuhan paling mendesak bagi masyarakat,” tegas Nanang.













