“Awalnya memang saya mendapat tugas dinas di Semarang, jadi oleh Kodam disuruh menempati rumah ini sebagai rumah dinas. Setelah itu tugas di Wonosari saya jadi punya niat pensiun di Semarang, akhirnya memutuskan beli rumah ini,” lanjutnya.
Rumah Suzzana berusia 100 tahun lebih dan jadi cagar budaya
Menurut Nursahit, rumahnya terbangun pada tahun 1910, atau lebih dari satu abad yang lalu. Hingga saat ini, bentuk bangunan tua tersebut masih asli seperti saat pertama kali berdiri.
Nursahit mengaku hanya sedikit memoles dinding bangunan dengan cat putih dan warna kuning. Sedangkan fasad bangunan dengan arsitektur khas Eropa masih ia pertahankan.
Tak heran jika kemudian rumah Nursahit tertetapkan sebagai bangunan cagar budaya sejak tahun 2018 lalu. Bahkan di pintu depan, pengunjung yang datang dapat melihat satu plakat penanda cagar budaya yang menempel di sisi kanan pintu.
BACA JUGA: Syuting Film Suzanna, Luna Maya Ungkap Kejadian Horor: Beneran Ada..
Oleh sebab itu, alih-alih mengakui rumahnya sebagai “Rumah Suzzana”, Nursahit lebih ingin mengembalikan fungsinya sebagai cagar budaya. Ia ingin masyarakat lebih mengetahui sejarah bangunan tua ini daripada sisi mistisnya.
“Sekarang mulai saya coba kembalikan ke fungsi semula sebagai cagar budaya. Saya ingin lebih menonjolkan sejarahnya di banding horornya, kalau tempat ini menyimpan banyak bukti sejarah,” pungkasnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi