Alasannya, pihaknya masih menunggu hasil kajian lengkap.
“Itu kan masih penelitian, kami belum bisa [memberikan pernyataan], karena kita masih menunggu hasil dokumen ilmiahnya yang nanti di-publish dari BRIN. Apabila sudah teridentifikasi, memang bisa dipertanggungjawabkan, kita bisa hitung potensinya. Berapa kekuatan gempa maksimumnya,” jelas Hery.
BMKG fokus pada sesar aktif yang belum teridentifikasi
Lebih lanjut, Hery menuturkan belum ada rencana perihal kajian tambahan dari BMKG terkait sesar baru tersebut.
Pihaknya menuturkan, fokusnya kini masih pada sesar aktif di Jawa Tengah yang terpetakan berdasarkan data Pusat Gempa Nasional (Pusgen) tahun 2017.
Adapun sesar itu meliputi Baribis-Kendeng Segmen Semarang, Baribis-Kendeng Segmen Weleri, Sesar Pati, dan Sesar Muria.
BACA JUGA: Rembang Gelar Mitigasi Gempa Bumi, Waspada Gempa di Atas Sesar Pati Aktif
Lalu sesar Purwodadi, Baribis-Kendeng segmen Pekalongan dan Brebes, sesar Merapi-Merbabu, serta Rawa Pening.
Kata Hery, masih banyak sesar yang belum teridentifikasi di Jawa Tengah namun berpotensi menyebabkan gempa. Seperti gempa dengan kekuatan 4,4 SR pada Juli 2024 lalu di Kabupaten Batang.
“Kemudian yang gempa Kalibening Banjarnegara sama dengan kekuatan 4,4 itu juga dari sumber gempa yang belum terkonfirmasi atau belum teridentifikasi,” pungkas Hery. (*)
Editor: Farah Nazila