Sekarang, perannya berubah total. Ia memakai baju biru sebagai manajer Timnas Korea Selatan U-23, dan posisi itu mengubah reuni ini jadi begitu dramatis karena adanya kesan rivalitas, nostalgia, dan gengsi menanti di lapangan hijau.
BACA JUGA: Update Harga Tiket Timnas Indonesia Vs Kuwait dan Lebanon di FIFA Matchday
Strategi Jadi Pertaruhan
Pertemuan ini bukan sekadar reuni emosional, tetapi juga adu taktik. Di satu sisi, Timnas U23 Indonesia kini di bawah asuhan Gerald Vanenburg yang membawa filosofi sepak bola Eropa modern.
Sementara itu, Shin Tae-yong terkenal dengan gaya permainan Korea Selatan yang disiplin dan penuh pressing. Pertemuan keduanya bisa jadi ajang pembuktian, siapa yang lebih adaptif di level Asia, apakah gaya Eropa Vanenburg atau ciri khas Korea dari Shin?
Mentalitas Pemain Muda yang Diuji
Selain taktik, faktor mental akan sangat menentukan. Para pemain Garuda Muda yang dulu di bawah asuhan Shin tentu menyimpan memori kedekatan emosional.
Namun, mereka harus menempatkan perasaan itu di sisi lain dan fokus menghadapi pertandingan krusial. Di sinilah karakter dan mentalitas pemain muda Indonesia benar-benar diuji. Apakah mereka mampu profesional melawan sosok yang pernah menjadi pembimbing mereka?
Sebagai tuan rumah dan dukungan suporter Garuda Muda, Timnas U23 tentu ingin membuktikan diri. Akan tetapi, menghadapi sosok yang pernah mengukir sejarah bersama tentu bikin pertandingan ini terasa lebih berat. Momen ini akan membayar rasa hormat, menyuguhkan pertunjukan penuh semangat dan haru. (*)