JatengPariwisata

Tradisi Dugderan 2024 Bakal Lebih Meriah, Ada Bedug Raksasa dan Gunungan Kue Ganjel Rel Lebih Banyak

×

Tradisi Dugderan 2024 Bakal Lebih Meriah, Ada Bedug Raksasa dan Gunungan Kue Ganjel Rel Lebih Banyak

Sebarkan artikel ini
Praperadilan Alwin Basri | Sidang Alwin | Tradisi Dugderan 2024 Bakal Lebih Meriah, Ada Bedug Raksasa dan Gunungan Kue Ganjel Rel Lebih Banyak
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu (kiri), dan sang suami, Alwin Basri (kanan), usai memukul bedug di Tradisi Dugderan di Alun-alun Masjid Agung Kauman Semarang. (Ellya/beritajateng.tv)

Terlebih, kata Mbak Ita, Kampung Melayu, Kota Lama, Kauman sudah pihaknya tata sedemikian rupa. Sehingga Dugderan ini bisa menjadi satu budaya yang bisa jadi satu destinasi yang akan kita jual pada wisatawan.

Tradisi Dugderan 2024

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Wing Wiyarso mengatakan, Dugderan merupakan prosesi tahunan yang menjadi kearifan lokal ibu kota Jawa Tengah.

Dengan mengedepankan akulturasi budaya melalui warak ngendok, dugderan menjadi budaya Kota Semarang menyambut bulan suci Ramadan.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di tahun 2024 akan mengemas prosesi dugderan lebih baik lagi dengan memamerkan beduk raksaksa di Alun-Alun MAS.

“Kita akan kemas lebih oke lagi. Insyallah untuk penyerahan dan pembacaan suhuf halaqoh, kami akan coba ubah settingnya, kami pamerkan pemukulan beduk dengan bedug raksaksa,” paparnya.

Untuk memecah keramaian, kata Wing, akan ada gunungan ganjel rel besar di dekat bedug sebagai ciri khas makanan Kota Semarang tempo dulu. Kemudian, akan ada empat gunungan ganjel rel kecil di empat sisi alun-alun.

“Sehingga, masyarakat tidak perlu saling berdesakan. Prosesi suhuf halaqoh rombongan wali kota akan lebih oke lagi,” ucapnya.

Dugderan 2024 juga akan semakin meriah dengan adanya kirab budaya seperti biasanya dari Balai Kota Semarang ke Masjid Agung Semarang. Bahkan, Wing menyampaikan akan melombakan berkudo dari 16 kecamatan. Setiap kecamatan akan mengangkat budaya dan kearifan lokal masing-masing.

“Berkudo atau pasukan 40an. Walaupun tahun ini baru 16. Mereka akan ikut kirab dan dinilai. Didukung komunitas lain seperi Sam Poo Kong, Tay Kak Sie, Tosan Aji, dan lain-lain,” bebernya Wing.

Editor: Elly Amaliyah

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan