Gaya Hidup

Tren Ngopi Skena Antara Lifestyle, Segmen, dan Tips Hemat ala Larka Riyanto

×

Tren Ngopi Skena Antara Lifestyle, Segmen, dan Tips Hemat ala Larka Riyanto

Sebarkan artikel ini
cafe
Ilustrasi cafe. (Pexels/Pixabay)

SEMARANG, beritajateng.tv – Budaya ngopi di kalangan anak muda kini tidak hanya sekadar minum kopi, melainkan sudah menjadi bagian dari skena dan identitas sosial. Larka Riyanto, content creator kopi menilai coffee shop berperan penting dalam membentuk komunitas dan citra diri seseorang.

“Biasanya orang-orang ngopi itu pasti datang ke coffee shop tertentu yang sesuai dengan gayanya. Jadi coffee shop seperti apa itu akan mendatangkan massa seperti apa,” jelas Larka saat beritajateng.tv temui di Queen City Mall pada Kamis, 4 September 2025 malam.

Menurutnya, tak ada yang salah jika seseorang datang ke kafe untuk terlihat keren, mengikuti tren teman, atau sekadar memamerkan outfit.

“Yang penting ngopi. Karena setiap coffee shop punya pengunjung dengan karakter berbeda. Kalau tidak terlalu suka tempat yang terlalu anak muda banget, bisa pilih kedai yang fokus pada experience kopinya,” lanjutnya.

Antara Skena dan Kopi: Dari Kafe, Warkop, hingga Angkringan

Fenomena skena kopi ini, kata Larka, makin beragam karena setiap tempat punya fungsinya sendiri. Sebagai informasi, istilah skena merupakan tidak resmi dari bahasa Inggris “scene” yang merujuk pada suatu komunitas atau lingkungan dengan minat atau kegiatan yang sama, serta orang-orang yang menjadi bagian dari komunitas tersebut.

BACA JUGA: Honda Neo Sport Cafe CB650R 2025 Resmi Meluncur, Tampil Gagah Seharga Rp300 Jutaan

Dalam bahasa gaul Indonesia, skena juga diartikan sebagai akronim dari sua, cengkerama, dan kelana. Akronim tersebut menggambarkan kelompok orang yang suka bertemu, bercengkerama, dan berjalan-jalan bersama.

Kafe identik dengan aktivitas nugas, dating, atau sekadar nongkrong estetik. Sementara warkop lebih ke arah ruang sosial untuk diskusi panjang, main game, hingga ngobrol santai.

Bahkan angkringan atau toko kelontong pun kini ikut menjual kopi, menambah warna dalam budaya ngopi.

“Tempatnya seperti apa itu akan menentukan tujuanmu ke sana. Mau tampil keren ke kafe, atau cukup sarungan dan kaos oblong di warkop, semua sah-sah saja,” ujarnya.

Ikuti Tren Gaul dengan Hemat Pengeluaran

Meski identik dengan gaya hidup, Larka juga mengingatkan pentingnya bijak dalam mengatur pengeluaran. Menurutnya, tak perlu khawatir soal biaya karena ada cara untuk tetap ngopi dengan hemat.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan