Ganjar bahkan sempat cuti kuliah setahun, jual bensin pinggir jalan, dan itu demi membayar uang kuliah serta makan sehari-hari.
Hidup yang pahit itulah yang melecut Ganjar merintis SMK Gratis di Jawa Tengah, ketika ia menjabat gubernur. Anak-anak dari keluarga tak mampu pun bisa bersekolah dan tinggal di asrama. Gratis, tanpa bayar sepeser pun. Sekolah yang dirintis Ganjar itu menjelma menjadi secercah cahaya di ujung lorong gelap bagi Susilo.
Bagus, putra Susilo tamatan SMP yang terhitung cerdas, namun ekonomi keluarga terlalu doyong untuk mengongkosi, mengadu peruntungan di sekolah itu. Ia lulus tes, tamat tahun 2017, dan kini ia bekerja di perusahaan ternama. Bergaji lumayan besar, ia bekerja sebagai tenaga mekanik di sebuah perusahaan tambang.
BACA JUGA: Tanggapi Soal Yel-yel ‘Solo Bukan Gibran’, Begini Respons Ganjar Pranowo
Sekolah gratis Ganjar
Di seluruh Jawa Tengah, Ganjar telah membangun 17 SMA dan SMK gratis. Anak-anak kurang mampu bisa bersekolah dan tinggal di asrama, tanpa biaya sepeser pun.
Alumni sekolah itu kini berjumlah lebih dari 1.800 orang. Mereka bekerja di banyak perusahaan. Banyak juga yang bekerja pada perusahaan ternama di Jepang, Korea, dan berbagai negara.
Di Asrama SMK Jateng itu, anak-anak tidak hanya beroleh pelajaran tentang ilmu pengetahuan, tentang teknologi yang menderu melampaui otak kita, tetapi juga tentang disiplin, budi pekerti, serta tentang perlunya berbakti kepada orang tua. Adalah bahwa sekolah sungguh sanggup menegakan hidup yang nyaris roboh.
“Alhamdulillah,” kata Susilo penuh haru, “anak saya sudah membantu ekonomi keluarga.”
Rumah milik keluarga Susilo kini terbilang mentereng. Semua bertembok, dibangun dari uang kiriman sang anak.
“Dulu,” katanya, “rumah saya ini gubuk, dan hampir roboh.”
Dan di rumah bikinan sang anak itulah, malam itu, Ganjar Pranowo mengaso hingga pagi menjelang. Pulas. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi