SEMARANG, beritajateng.tv – Kompetisi penerimaan mahasiswa baru antara perguruan tinggi swasta (PTS) dan perguruan tinggi negeri (PTN) kini makin ketat. Banyak PTN membuka berbagai jalur masuk, dari SNBP, SNBT, hingga jalur mandiri.
Namun, di tengah persaingan tersebut, Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) justru mencatatkan tren positif. Jumlah pendaftar tahun ini melonjak hingga 800 mahasiswa dibandingkan tahun lalu.
Peningkatan ini bukanlah kebetulan. Menurut Iswahyudi Joko S., M.Pd., Kepala UPT Administrasi dan Marketing Unimus, pencapaian tersebut merupakan hasil strategi promosi yang adaptif dan pendekatan personal yang konsisten diterapkan oleh tim PMB Unimus.
“Kami menyadari tantangannya berat. Tahun ini PTN lebih banyak membuka jalur masuk, dan itu biasanya menyedot perhatian masyarakat. Tapi alhamdulillah, sampai akhir Juli ini, kami justru mencatat pertumbuhan signifikan dibanding tahun lalu,” ungkap Iswahyudi saat beritajateng.tv hubungi pada Selasa, 29 Juli 2025.
BACA JUGA: Unimus Kukuhkan Guru Besar Bidang Biomedik, Teliti Pencegah Anemia Terkait Paparan Plumbum
Dalam menjalankan promosi PMB, Unimus tidak terpaku pada satu metode. Strategi hybrid marketing pun digunakan, memadukan promosi digital dan luring.
Promosi daring dilakukan melalui kanal-kanal populer seperti TikTok, Instagram, YouTube, dan media massa daring, sementara promosi langsung tetap dilakukan dengan menyasar sekolah-sekolah, komunitas orang tua, hingga organisasi guru BK.
“Kami menyapa siswa lewat dunia digital, tapi juga tidak melupakan pendekatan personal ke sekolah dan komunitas. Unimus bukan hanya soal brand, tapi soal sentuhan dan kepercayaan,” jelasnya.
Jurusan kesehatan masih primadona, Informatika melesat
Beberapa program studi masih menjadi magnet utama di Unimus. Jurusan seperti S-1 Keperawatan, Profesi Ners, dan Pendidikan Dokter tetap mendominasi. Di luar rumpun kesehatan, Manajemen dan Teknik Informatika juga menunjukkan peningkatan signifikan.
“Kami lihat tren minat juga bergeser. Generasi sekarang mulai tertarik pada jurusan dengan prospek kerja fleksibel dan digital. Karena itu Informatika, meski bukan jurusan kesehatan, peminatnya cukup melonjak,” ujar Iswahyudi.
Di luar aspek teknis promosi, Unimus menekankan bahwa pendekatannya pada calon mahasiswa bersifat humanis dan komunikatif. Bagi Unimus, mahasiswa bukan sekadar angka dalam target rekrutmen, melainkan individu yang perlu didampingi secara emosional dan akademik.
“Sejak awal kami tidak ingin calon mahasiswa merasa berhadapan dengan sistem yang kaku. Kami membuka ruang konsultasi, memberi informasi rinci soal jurusan, dan menyambut mereka dengan hangat. Ini kampus yang tidak hanya menerima, tapi menemani,” kata Iswahyudi menegaskan.
BACA JUGA: Berawal dari Hobi Jadi Cosplayer, Mahasiswa Unimus Ini Buka Bisnis Sewa Kostum Cosplay di Semarang
