Dari kasus ini, Farid sendiri lebih menekankan kepada perbaikan sistem dari pemilihan atau pemrosesan mahasiswa penerima KIP-K yang masih perlu evaluasi.
“Adanya kritik terhadap sistem yang perlu dievalusi, sistem yanh harus diperjelas penerima KIP-K, kami juga menyampaikan kepada pihak birokrat perlu pengetatan dalam proses seleksi,” jelas Farid.
Doxing mahasiswi Undip penerima KIP-K salah sasaran berpotensi jadi pembunuhan karakter
Sejauh ini, Farid belum bisa memastikan apakah pengungkapan mahasiswa penyeleweng KIP-K termasuk doxing atau tidak. Yang ia khawatirkan, hal tersebut berpotensi menyebabkan pembunuhan karekter terhadap individu tertentu.
“Yang kami sayangkan adalah, kalau memang misalnya hal tersebut benar, oke lah, tapi kalau tidak benar ini yanh saya sesalkan, khawatirnya itu ada korban pembunuhan karekter di sana,“ ungkapnya.
Sebagai Ketua BEM Undip, Farid mengajak seluruh mahasiswa Undip yang menemukan kejanggalan atau penyalahgunaan beasiswa untuk segera melaporkan ke kanal aduan resmi. Misalnya seperti ke BEM Undip, ke bagian Kemahasiswaan, atau ke Keluarga Mahasiswa Bidik Misi (Kamadiksi).
BACA JUGA: Gercep! Selebgram Asal Undip Viral Dapat KIP Kuliah Kini ‘Cabut’ Beasiswa
Ia pun berharap, mahasiswa Undip dapat mencerminkam sifat-sifat akademis. Antara lain, dengan mencari kebenaran melalui lembaga-lembaga yang memang tervalidasi mengurus hal tersebut.
“Karena jangan sampai iri dengki terhadap sesuatu membutakan pikiran, membutakan kejernihan berpikir. Bahwasanya kita sebagai mahasiswa memiliki daya intelektual tinggi,“ tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi