“Saya senang ini kalau ada keluarga yang menolak Bansos supaya kita bisa berikan kepada mereka yang lebih berat. Saya merasa hormat,” ujarnya.
Lebih jauh, pihaknya mengapresiasi warga yang mengaku sudah cukup dan memilih hidup mandiri tanpa menerima bantuan.
“Saya berterima kasih kepada keluarga-keluarga penerima manfaat yang telah dengan berani menyampaikan untuk menolak Bansos karena merasa sudah cukup sudah bisa hidup mandiri. Saya acungi jempol,” pungkas dia.
Sebelumnya, penolakan stiker “Keluarga Miskin” untuk penerima bansos terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Di Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, sebanyak 500 keluarga penerima bansos mengundurkan diri sejak Dinas Sosial menggelar pemasangan stiker “Keluarga Miskin” di rumah warga.
Sementara itu, Kabupaten Pandeglang, Jawa Barat, tengah menyiapkan kebijakan pemasangan stiker di rumah penerima bantuan sosial sebagai bagian dari upaya penertiban dan pemutakhiran data.
Pengelola Perlindungan Jaminan Sosial Dinas Sosial Pandeglang, Iik Ihromi, menyebut stiker akan menjadi penanda resmi bahwa penerima sudah sesuai dengan data By Name By Address (BNBA) dan tercatat sebagai penerima Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunasi (BPNT), atau bantuan lainnya.
“Pemasangan stiker ini diperlukan karena selama ini masih ditemukan warga penerima bantuan merupakan mereka yang secara ekonomi tergolong mampu. Kami akan lakukan penempelan stiker untuk semua penerima bantuan. Itu sebagai bukti bahwa dia menikmati program publiknya dan datanya benar adanya,” ujar Iik dalam sebuah wawancara, Sabtu, 25 November 2025. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













