SEMARANG, beritajateng.tv – Kasus keracunan massal akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) semakin memicu kegelisahan publik. Pengamat politik Hersubeno Arief menilai persoalan ini tidak bisa dipandang remeh.
“Korban keracunan massal akibat menyantap makanan bergizi gratis terus berjatuhan. Ini bukan sekadar angka, tapi soal nyawa anak-anak,” tegasnya dalam kanal YouTube Hersubeno Point, Jumat, 26 September 2025.
Kasus paling parah terjadi di Bandung Barat dengan 1.315 siswa terdampak. Di Mamuju, Sulawesi Barat, 26 siswa keracunan dan dua dirawat intensif. Di Sumedang, jumlah korban melonjak menjadi 164 anak hanya dalam dua hari.
BACA JUGA: Cegah Kasus Keracunan MBG, PPJI Jateng Siap Dampingi Dapur SPPG di Tiap Kabupaten/Kota
“Bayangkan anak-anak yang menemukan makanan busuk dengan belatung. Itu bisa menimbulkan trauma mendalam. Mereka bisa seumur hidup enggan makan lagi dari program ini,” tuturnya.
Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nani SD, menangis ketika menyampaikan permintaan maaf. Ia menyatakan seluruh jajaran BGN bertanggung jawab.
“Dari hati saya yang terdalam, saya mohon maaf atas nama BGN, atas nama seluruh SPPG di Indonesia,” ucap Nani.
Hersubeno sebut Kepala BGN remehkan kasus keracunan MBG
Hersubeno menilai sikap itu berbeda dengan pernyataan Kepala BGN, Dadan Hindayana, yang dianggap meremehkan kasus.